mEjug6nr23kA9Kx4RKoGjGkgW8m28l6BS70Jo2uW
Bookmark

Keuntungan dan Kerugian perusahaan Going Public



Keuntungan dari going public
  1. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang - Bagi perusahaan yang tertutup, calon investor biasanya enggan untuk menanamkan modalnya, hal ini disebabkan karena kurangnya keterbukaan informasi keuangan antara pemilik dan investor.  Sedangkan bagi perusahaan yang sudah go public , informasi keuangan perusahaan harus dilaporkan ke publik secara reguler yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik
  2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham - Bagi perusahaan yang masih tertutup yang belum mempunyai pasar untuk sahamnya,pemegang saham perusahaan akan sulit untuk menjual sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah go public
  3. Nilai perusahaan diketahui - Untuk alasan tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui.  Misalnya jika perusahaan ingin memberikan insentif dalam bentuk opsi saham  (Stock opinion) kepada manajer-manajernya, maka nilai sebenarnya dari opsi tersebut perlu diketahui.  Jika perusahaan masih tertutup, nilai dari opsi sulit untuk diketahui.

[Baca Juga: Pengertian Investasi dan Jenis-jenis Investasi]


Kerugian Going Public
  1. Biaya laporan meningkat - Bagi perusahaan yang sudah go public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan-laporan kepada regulator.  Laporan-laporan ini sangat mahal, terutama bagi perusahaan yang kecil.
  2. Pengungkapan (Disclosure) - Beberapa pihak didalam perusahaan keberatan dengan ide pengungkapan.  Manajer enggan mengungkapkan semua informasi yang dimiliki kerena aka dugunakan oleh pesaing.  Sedangkan pemilik enggan mengungkapkan informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan mengetahui besarnya kekayaan yang dimilikinya.
  3. Ketakutan untuk diambil alih - Manajer perusahaan yang hanya memiliki hak veto kecil akan khawatir jika perusahaan going public.  Manajer perusahaan publik dengan hak veto yang rendah, umumnya diganti dengan manajer perusahaan yang baru jika perusahaan diambil alih.
Referensi: Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11
Post a Comment

Post a Comment