mEjug6nr23kA9Kx4RKoGjGkgW8m28l6BS70Jo2uW
Bookmark

Pengertian dan Jenis-Jenis Beta

Beta adalah suatu pengukur Volatilitas return suatu sekuritas atau portofolio terhadap return pasar.  Volatilitas adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode tertentu.


 

Jika fluktuasi return-return sekuritas atau portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi dari return-return pasar, maka Beta dari sekuritas atau portofolio tersebut dikatakan bernilai 1. Karena fluktuasi juga sebagai pengukur dari risiko (ingat bahwa varian retun sebagai pengukur risiko merupakan pengukur dari fluktuasi return-return terhadap return ekspektasiannya), Maka beta bernilai 1 menunjukan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas atau portofolio sama denga risiko pasar.  Beta sama dengan 1 juga menunjukan jika return pasar bergerak naik (turun), return sekuritas juga bergerak naik (turun) sama besarnya mengikuti return pasar.

Menurut Husnan (2001) penilaian terhadap Beta (β) sendiri dapat dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu:

  1. Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i sama dengan risiko sistematis pasar.
  2. Apabila β > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih besar dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham agresif.
  3. Apabila β < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham defensif.

 

Mengestimasi Beta

Market Model bisa diestimasi dengan merengres sekuritas yang akan dinilai dengan return pasar. Regresi tersebut akan menghasilkan nilai:

  • αᵢ ( ukuran sekuritas i yang tidak terkait dengan return  pasar)
  • βᵢ ( peningkatan return yang diharapkan pada sekuritas i,untuk setiap kenaikkan return pasar sebesar 1%)


Faktor-faktor yang mempengaruhi keakuratan Beta

  1. Estimasi beta tersebut menggunakan data historis. Halini secara implicit berarti bahwa kita menganggap apa yang terjadi pada beta masa lalu akan sama pada beta di masa depan.
  2. Garis karakteristik dapat dibentuk oleh berbagai observasi dan periode waktu yang berbeda, dan tidak ada satupun periode dan waktunya yang dianggap tepat. Dengan demikian estimasi beta pada satu sekuritas dapat berbeda karena observasi dan waktunya yang digunakan berbeda.
  3. Estimasi α dan β yang diperoleh dari regresi tidak terlepas dari adanya error, sehinnga bias jadi estimasi beta tidak akurat karena α dan β tidak menunjukan yang sebenarnya.

 

Beta saham adalah suatu ukuran yang menggambarkan persentase perubahan imbal hasil saham tertentu dibanding perubahan pada indeks pasar di mana saham itu diperdagangkan (misalnya imbal hasil saham TLKM dibanding IHSG di BEI). Pada dunia investasi dan trading saham di bursa, istilah beta saham mengacu pada sebuah indikator yang menunjukkan level risiko saham terhadap tingkat risiko pasar. Salah satu manfaat mengetahui beta saham adalah investor dapat menilai level sensitivitas suatu saham dengan risiko pasar yang ada. 

Beta saham/koefisien beta atau disebut juga beta sekuritas adalah nilai yang terkandung dalam suatu saham yang menunjukkan sensivitas atau kepekaan suatu saham terhadap pergerakan pasar. Beta juga adalah ukuran dari risiko volatilitas. Beta berfungsi sebagai ukuran yang sering digunakan untuk menentukan profil resiko sebuah saham.

Beta juga adalah component dalam meghitung cost of equity atau required of return dengan metode Capital Asset pricing Model (CAPM). Setiap saham mempunyai nilai betanya masing masing terhadap pergerakan pasar, pergerakan pasar ini diwakilkan oleh IHSG dan nilai beta dicerminkan oleh angka.

Untuk lebih memahami pengertian beta mari kita simak berikut ini :
 

  1. Beta saham lebih besar dari 1Koefisien
    beta saham yang nilainya lebih dari 1 dapat diartikan saham memiliki pergerakan yang sangat responsive atau agresive  terhadap pasar. Jika IHSG naik maka saham dengan beta ini akan naik dengan cepat dan sebaliknya jika IHSG turun maka saham juga akan mengalami penurunan dengan cepat.

  2. Beta saham sama dengan 1
    Koefisien beta saham yang nilainya sama dengan 1 berarti bahwa saham ini memiliki pergerakan yang sama dengan IHSG dan bergerak persis sama dengan IHSG.

  3. Beta saham lebih kecil dari 1 tidak negative
    Koefisien beta saham yang lebih kecil dari 1 namun tidak negative berarti bahwa saham bergerak lebih lambat dari pasar, jika pasar bergerak naik atau turun saham dengan beta ini akan mengalami penurunan atau kenaikan yang cenderung kecil

  4. Beta saham negatif
    Koefisien beta saham dengan nilai negative berarti bahwa saham – saham ini memiliki pergerakan pasar yang berlawanan dengan arah pasar. Pada saat pasar mengalami kenaikan saham ini cenderung mengalami penurunan atau malah sideways dan sebaliknya jika pasar mengalami  penurunan saham ini malah cenderung naik, saham ini cenderung bergerak sesuai kemauannya sendiri tanpa pengaruh pasar.
 
BETA PASAR
Beta pasar diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya selama 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-return pasar adalah linier, maka Beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis di antara titik-titik return atau dengan teknik regresi.

Contoh 11.1
Return-return sekuritas A (RA) dan return-return pasar (RM) selama 10 minggu tampak di table berikut ini:

Secara manual, Beta sekuritas A dapat dihitung dengan cara sebagai berikut ini.
  1. Buat diagram sebesar (scatter diagram) yang menunjukkan titik-titik hubungan antara return sekuritas A dengan return pasar untuk tiap-tiap periode yang sama (untuk contoh ini periode yang digunakan adalah mingguan).
  2. Tarik garis lurus yang paling mendekati dengan semua titik-titik hubungan di atas (prosedur ini membuat kesalahan kuadrat bernilai terkecil).
  3. Beta historis untuk sekuritas A dapat dihitung berdasarkan slope dari garis lurus yang ditarik tersebut. Besarnya Beta A dapat dihitung sebesar (13,5% - 7,5%) / (8 – 4) = 1,5.

Jika digunakan model indeks tunggal atau model pasar, Beta dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut.
                                    Ri=αi + βi. RM + ei

Dari persamaan diatas, koefisien βi merupakan Beta sekuritas ke-I yang diperoleh dari teknik regresi. Variable acak ei di persamaan regresi menunjukkan bahwa persamaan linier yang dibentuk mengandung kesalahan. Untuk tiap-tiap observasi, nilai kesalahan residu, ei, menunjukkan perbedaan antara return observasi sesungguhnya dengan return estimasi yang berada di garis linier.

Contoh 11.2:
Dari data di contoh 11.1, hasil dari perhitungan dengan teknik regresi adalah sebagi berikut
 

Dari hasil regresi di atas, persamaan regresi yang didapat adalah

                        RA=2,014638 + 1,43415 RM

Beta merupakan koefisien parameter dari variable RM, yaitu sebesar 1,43415. Koefisien ini    adalah signifikan dengan p-value sebesar 0,0001 (signifikan lebih kecil dari 1%)1. Beta yang diperoleh dari teknik regresi tidak menyimpang jauh dari Beta yang dihitung dengan teknik ploting (yaitu sebesar 1,50).

Beta juga dihitung dengan teknik regresi menggunan model CAPM. Model CAPM dapat dituliskan:
 
       Ri = RBR + βi. (RM – RBR )+ei

Notasi :
     Ri     = return sekuritas ke-i.
     RBR = return aktiva bebas risiko.
     RM   = return portofolio pasar.
     βi      = Beta sekuritas ke-i
 
Untuk mengaplikasikan model CAPM ini ke persamaan regresi, maka nilai RBR perlu    dipindahkan dari sebelah kanan ke sebelah kiri persamaan (lihat lebih lanjut bab 12) sehingga didapat:

                 Ri - RBR = βi . (RM - RBR)+ ei

Sehingga dependen variable persamaan regresi adalah sebesar (Ri - RBR) dengan independen variabelnya adalah (RM - RBR).

Contoh 11.3:
Dari contoh 11.1, return-return sekuritas A (RA) dan return-return pasar (RM) selama 10 minggu ditambah dengan return-return bebas risikonya (RBR) tampak di table berikut ini.
 

Hasil dari regresi tampak sebagai berikut ini:


 Persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

            (RA – RBR) = 4,392592 + 1,068792 (RM – RBR)

Besarnya Beta adalah 1,068792 yang secara statistic juga signifikan tidak sama dengan nol dengan p-value sebesar 0,0085. Beta yang diperoleh dengan model CAPM ini cukup berbeda dengan Beta yang diperoleh dari model indeks tunggal (yaitu sebesar 1,434515).

Beta Akuntansi
Beta akuntansi ini dihitung secara sama dengan Beta pasar (yang menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return dengan data laba akuntansi.  Beta akuntansi digunakan pertama kali di studi Brown dan Ball (1969) yang menggunakan persamaan regresi untuk mengestimasinya. Brown dan Ball menggunakan perubahan laba akuntansi, bukan tingkat laba akuntansi untuk menghitung Beta akuntansi. Persamaan regresi untuk mengestimasi Beta akuntansi adalah sebagai berikut:


Notasi:
∆Ei,t        = perubahan laba akuntansi perusahaan ke-I untuk periode ke-t.
∆EMt      = perubahan indeks laba pasar untuk periode ke-t.
wi,t         = kesalahan residual (error term).
gi            = intercept.
hi            = parameter regresi yang merupakan estimasi untuk Beta akuntansi perusahaan
 
Ball dan Brown menggunakan model pasar (lihat bab 9) dan model beta akuntansi (11-4) untuk mengestimasi Beta pasar (βi) dan Beta akuntansi (hi) dengan menggunakan data sebanyak 261 perusahaan selama periode 1946-1966. Korelasi (dihitung berdasarkan Spearman rank order) untuk kedua Beta tersebut adalah sebesar 0,46, 0,39 dan 0,41 berturut-turut untuk laba operasi, laba setelah pajak dan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Dari hasil korelasi ini terlihat bahwa Beta akuntansi cukup berhubungan dengan Beta pasar.
 
Beta Fundamental
Beaver, Kettler dan scholes (1970) mengembangkan penelitian Ball dan Brown dengan menyajikan perhitungan Beta menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel-variabel yang dipilih oleh mereka merupakan variabel-variabel yang berhubungan dengan resiko, karena Beta merupakan pengukur dari resiko. Dengan asumsi bahwa resiko dapat , ditentukan menggunakan kombinasi. Karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai-nilai fundamental perusahaan, maka kombinasi ini  akan banyak membantu mengerti Beta dan untuk memprediksinya. Beaver, Kettler dan Scholes menggunakan 7 macam variabel yang merupakan variabel-variabel fundamental. Sebagian besar dari variabel adalah variabel fundamental. Secara umum variabel tersebut dianggap bervariasi dengan resiko, tapi secara teori mungkin tidak semua berhubungan dengan resiko. Ketujuh variabel yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Devidend Payout
            Deviden payout diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Litner (1956) memberikan alasan rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan deviden. Jika perusahaan memotong deviden, maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai resiko yang tinggi cenderung untuk membayar deviden payout lebih kecil supaya nanti tidak memotong deviden jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang beresiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi. Dari pemikiran ini, maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang negatif antara resiko dan deviden payout yaitu resiko tinggi deviden payout rendah. KarenaBeta merupakan pengukur rasio, maka dapat juga dinyatakan bahwa Beta dan deviden payout mempunyai hubungan yang negatif.

2. Asset Growth
            Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubunganpositif dengan Beta. Hubungan ini tidak diduung oleh teori.

3. Levarage
            Levarage didefinisikan sebagai nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan totl aktiva. Levarage diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta. Bowman (1980) menggunakan nilai pasar untuk total utang dalam memnghitung levarage dan mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika digunakan dengan nilai buku.

4. Liquidity
            Likuiditas diukur sebagai current ratio yaitu aset lancar dibagi dengan utang lancar. Likuiditas dinilai mempunyai hubungan yang negatif dengan Beta, yaitu secara rational diketahui bahwa semakin likuid perusahaan, semakin kecil resikonya.

5. Asset size
            Variabel ukuran aktiva (Asset Size) diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan resiko. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar dianggap memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasanya adalah karena perusahaan  yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, sehingga dianggap mempunyai beta yang lebih kecil (Elton dan Gruber, 1994). Anggapan ini merupaka anggapan yang umum tidak didasarkan pada teori. Bagaimanapun juga Watts dan Zimmerman (1978) mencoba membuktikan hipotesis tentang hubungan ini untuk membentuk teori yang disebut dengan teori akuntansi positif (Positive accounting theory). Watts dan Zimmerwan selanjutnya menghipotesiskan bahwa perusahaan besar cenderung menginvestasikan dananya keproyek yang mempunyai varian rendah dengan beta yang rendah untuk menghindari laba yang berlebihan. Dengan menginvestasikan ke proyek dengan Beta yang rendah akan menurunkan resiko dari perusahaan. Dengan demikian dihipotesiskan hubungan antara ukuran perusahaan dengan Beta adalah negatif.

6.  Earnings Variability
            Variabilitas laba (Earnings Variability) diukur dengan nilai deviasi standart dari PER (price earning ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi dengan laa perusahaan). Varibialitas dari laba dianggap sebagai resiko perusahaan, sehingga hubungan antara variabel ini dengan Beta adalah positif.

7. Accounting Beta
            Beta akuntansi (accounting beta) diperoleh dari koefisien regresi dengan variable dependen perubahan laba akuntansi dan variable independen adalah perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar seperti tampak di persamaan (11-4). Karena Beta Akuntansi dan Beta pasar keduanya pengukur resiko yang sama, maka diprediksi keduanya mempunyai hubungan yang positif. 

Download PPT Disini

Referensi 
Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 11
0

Post a Comment