mEjug6nr23kA9Kx4RKoGjGkgW8m28l6BS70Jo2uW
Bookmark

Pengertian Saham dan Nilai Saham

Pengertian Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Keuntungan Saham

Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
 
Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Risiko Saham
 
Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
 
Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
 
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
 
Saham Preferen
Saham preferen atau saham istimewa merupakan jenis saham yang memberikan pendapatan tetap berbentuk dividen. Bentuk dari saham preferen adalah surat berharga komersial yang dijual oleh perusahaan saham. Penerimaan pendapatan dalam saham preferen menggunakan sistem kuartal dengan jarak triwulan. Saham preferen dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham biasa, saham preferen yang dapat ditebus, dan saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang. Saham preferen memiliki tambahan hak melebihi saham biasa, yaitu membayar dividen pada tingkat waktu tertentu dan memiiki hak istimewa lain selain saham biasa seperti pada hal pembayaran dividen serta saat terjadi likuidasi aset. Pemegang saham preferen akan menerima dividen dan aset terlebih dahulu apabila terjadi perusahaan dilikuidasi.  

Jenis saham berdasarkan hak tagihan

Saham preferen atau saham preferensi atau preferred stock merupakan salah satu jenis saham. Apabila ditinjau dari segi manfaat saham, maka pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi:
  1. Saham biasa (common stock)
  2. Saham preferensi (preferred stock)
  3. Saham istimewa (golden stock)

Pengertian saham preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya.

Prioritas pilihan ini bisa berupa :
  1. Berhak didahulukan dalam hal pembayaran dividen
  2. Berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa
  3. Mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
 
Alasan Perusahaan Menjual Saham Preferen

Ada dua alasan utama mengapa perusahaan menyediakan pilihan preferred stock dalam ekuitasnya. Pertama, preferred stock memiliki sifat yang fleksibel dalam pembayaran dividennya. Jika ada permasalahan finansial di dalam perusahaan, preferred stock bisa ditangguhkan oleh perusahaan tersebut.

Kedua, preferred stock lebih mudah dipasarkan karena biasanya saham jenis ini dibeli oleh investor dalam bentuk institusi atau perusahaan lain. Oleh karenanya, saham preferen lebih mudah dibeli pada saat terjadi initial public offering atau IPO.

Karakteristik Saham Preferen
Kumulatif
Kebanyakan preferred stock bersifat kumulatif, di mana jika perusahaan menahan sebagian atau seluruh dividen, maka saham ini dianggap sebagai dividends in arrears atau tunggakan dividen.

Oleh karenanya, tunggakan tersebut harus segera dibayarkan sebelum periode pembayaran dividen berikutnya. Saham preferen yang tidak memiliki sifat kumulatif disebut sebagai straight atau preferen non kumulatif.

Callable
Callable berarti sebagian besar preferred stock bisa ditebus, sehingga yang mengajukan tebusan bisa langsung melakukan hal tersebut pada waktu dan harga yang sudah ditentukan di awal.
Bisa Dibalik

Seperti callable, saham ini bisa dibalik jika sewaktu-waktu ingin memiliki kembali saham yang telah ditebus. Hal ini bisa dilakukan asal sesuai dengan perjanjian yang sudah ditentukan sebelumnya.


Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen
Pertama, preferred stock menerima dividen yang sudah ditentukan karena pemilik saham ini lebih diutamakan daripada saham biasa. Sebaliknya, pemilik saham biasa tidak selalu menerima dividen.

Kedua, pemilik preferred stock biasanya tidak terganggu dengan kenaikan dan penurunan harga di tingkatan yang sama dengan pemilik saham biasa. Preferred stock juga biasanya ada dalam jumlah dan nilai yang lebih tinggi daripada saham biasa.



Nilai Saham
Nilai saham sekilas memiliki makna yang sama dengan harga saham. Hanya saja, nilai saham punya aspek yang lebih luas daripada harga saham. Nilai suatu saham adalah nilai intrinsik dari saham tersebut yang bisa berbeda dengan harganya. Apabila harga saham dibentuk dari minat pasar maka nilai saham dibangun berdasarkan persepsi publik atas emiten yang terkait.

Nilai saham sendiri memiliki empat konsep yaitu nilai nominal, nilai buku, nilai pasar, dan nilai intristik. Nilai nominal merupakan nilai dari setiap saham yang berkaitan dengan hukum, nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan sebuah perusahaan. Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek, dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.

Nilai saham mempunyai sifat yang lebih luas, jika harga saham hanya berkaitan dengan keseimbangan nilai saham di pasar efek maka nilai saham akan berkaitan dengan penilaian publik terhadap perusahaan tersebut seperti citra perusahaan di mata publik, pendapatan perusahaan, keuntungan pemegang saham, citra produk, pelayanan perusahaan, dan aspek pengabdian kepada masyarakat. Semakin sebuah saham dianggap menguntungkan maka akan semakin besar nilai sahamnya.

Nilai saham memiliki tiga aspek yaitu aspek harga dasar, aspek harga sekarang, dan aspek keuntungan. Berikut penjelasannya:
 
Aspek Harga dasar

Harga dasar merupakan harga yang dikenakan pertama kali ketika saham dilepas ke pasar atau dikenal juga dengan IPO. Harga saham dasar biasanya akan cenderung sangat murah karena beberapa investor saham cenderung mengejar perolehan saham pada harga dasar untuk mengais keuntungan yang optimal. Nilai saham sebuah perusahaan akan dianggap optimal apabila saham sebuah perusahaan dengan citra yang baik bisa didapatkan dengan harga yang sangat murah.

Aspek Harga Sekarang

Harga sekarang merupakan harga yang dikenakan untuk membeli sebuah saham dari sebuah perusahaan. Harga sekarang cenderung akan terus bergerak dan berubah selain itu tingkat naik dan turunnya cenderung fluktuatif dari waktu ke waktu. Bagi para investor, nilai saham dinyatakan menguntungkan apabila harga sekarang dari selembar saham berada di atas harga perolehannya sehingga para investor dapat meraih untung dari selisih harga jual dari harga beli.

Aspek Keuntungan

Setiap saham merupakan sebuah kepemilikan atas aset perusahaan yang berarti dengan mengantungi beberapa lembar saham maka kamu dapat memiliki beberapa bagian atas aset sebuah perusahaan dan karena itu perusahaan berkewajiban membagikan keuntungan perusahaan tersebut pada investor selaku pemilik aset. Besar pembagian keuntungan tentu saja didasarkan pada rapat umum pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Nominal keuntungan yang dibagikan itulah yang disebut sebagai nilai saham.

Dalam sebuah saham tentu kamu akan menemukan nilai wajar saham. Nilai wajar saham atau disebut dengan nilai intristik dipahami sebagai nilai saat ini dari aliran kas masuk yang akan diperoleh secara terus menerus selama suatu perusahaan masih beroperasi dan menjalankan kegiatan usaha.

Saham dan aliran kas berkaitan satu sama lain karena aliran kas yang masuk akan merepresentasikan kemampuan perusahaan untuk memperoleh dan menghasilkan pendapatan dari kegiatan usahanya. Ketika besar pendapatan kas yang masuk maka pencapaian titik balik modal akan semakin cepat dan prospek bisnis juga akan semakin bagus.

Nilai wajar saham atau nilai intristik berbeda dengan harga saham. Bagaimana cara mengetahui nilai saham yang sebenarnya? Ada banyak metode yang dapat kamu gunakan untuk melakukan penilaian saham yaitu dengan valuasi saham.

Valuasi saham merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran pada manajemen perusahaan mengenai estimasi nilai saham yang nantinya digunakan sebagai sebuah rujukan dalam mempertimbangkan keputusan yang terkait dalam kebijakan saham dari perusahaan tersebut.

Dalam valuasi saham kamu bisa melihat apakah saham tersebut tergolong overvalued atau undervalued. Jika harga saham tersebut termasuk overvalued maka nilai pasar merupakan harga yang terbentuk dari permintaan dan penawaran saham di pasar modal yang artinya jika kamu berada pada kondisi seperti ini maka keputusan kamu untuk menjual saham dari perusahaan yang terkait merupakan pilihan tepat agar kamu mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan saham tersebut.

Namun jika harga saham sedang berada undervalued maka ada baiknya kamu sebagai investor membeli saham tersebut agar berpeluang mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham di masa yang akan datang. Namun, apabila harga sebuah saham sama dengan nilai intristiknya maka saham tersebut sedang berada di titk seimbang, ada baiknya jika kamu dalam kondisi seperti ini kamu menahan diri untuk tidak melakukan transaksi. Biasanya investor menjualnya sampai adanya gejolak pada harga saham tersebut.

Nilai Nominal
Nilai Nominal (Par Value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar sahamKepentingan dari nilai nominal adalah untuk kaitannya dengan hukum.  Nilai nominal dapat disebut juga sebagai Nilai perlembar yang secara hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham (Kieso dan WeyGandt 1996)

Agio Saham
Agia Saham adalah selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.  Misalnya nilai nominal saham per lembar Rp. 5.000 dan saham ini dijual sebesar Rp. 8.000 per lembar maka agio saham perlembar adalah sebesar Rp. 3.000.

Nilai Modal Disetor
Nilai modal disetor (paid in capital) adalah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau saham biasa.  Nilai modal disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah agio saham

Laba Ditahan
Laba ditahan (reatined earning) adalah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini di investasikan kembali keperusahaan sebagai sumber dana internal.

Nilai Buku
Nilai Buku (Book Value) adalah aset bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki 1 lembar saham.
PBV= Total Ekuitas : Jumlah Saham Beredar

Contoh

Sutu perusahaan mengotorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 5.000. Pada tanggal 18 Februari tahun ini, perusahaan mengeluarkan sebanyak 800.000 lembar saham biasa dengan harga Rp. 8.000 per lembar.  Dari penjualan saham biasa ini perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp. 6.400.000.000 (800.000 * 8.000) yang terdiri dari

Modal Saham Biasa           800.000 * Rp. 5.000            = Rp. 4.000.000.000
Agio Saham Biasa             800.000 * Rp. 3.000            = Rp. 2.400.000.000
Total Kas diterima                                                         = Rp. 6.400.000.000
Pada tanggal 17 November tahun ini, perusahaan membeli kembali saham biasa yang beredar sebagai treasury sebanyak 100.000 dengan harga pasa sebesar Rp. 15.000.  Nilai total saham treasury adalah
Saham treasury    = 100.000 * Rp. 15.000        = Rp. 15.000.000
Selanjutnya apda tanggal 5 Desember tahun ini, sebanyak 20.000 lembar saham treasury di jual kembali dengan harga Rp. 17.500 perlembarnya.  Dari penjualan ini perusahaan mendapatkan ks sebesar Rp. 350.000.000.  yang terdiri dari
Modal Saham Treasury           100.000 * Rp. 15.000            = Rp. 300.000.000
Agio Saham Biasa                   100.000 * Rp. 2.500              = Rp.  50.000.000
Total Kas diterima                                                                  = Rp. 350.000.000
Nilai Pasar 
Nilai pasar (market Value) harga dari saham di pasar Bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.

Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai seharusnya suatu saham perusahaan.
Post a Comment

Post a Comment